Di bangku pojok kelas ada Anisya yang terlihat sedang asik membaca sebuah novel, tertawa cekikikan ketika membacanya. Rama pun sedikit terganggu dengan tawa Anisya, Rama mencoba untuk menegur Anisya,
“Nis, kamu sedang membaca apa, sih? Sampai tertawa sendiri seperti orang gila, hahaha!” tegur Rama.
“ini nih, cerita novelnya lucu banget, tau! Sepertinya kamu harus membacanya, deh! Biar hidupmu tidak melulu marah-marah. Hahaha.”
Dengan penuh rasa heran dan penasaran, Rama menghampiri Anisya dan dengan sigap tanpa permisi dahulu dia merebut novel yang sedang dipegang Anisya.
“Hih! Apa sih, Ram! Main rebut-rebut aja lu,”
“Sudahlah, mana coba kubaca sedikit.”
Dengan cepat, Rama membaca tuntas 1 halaman pada novel itu. Bak orang ketagihan, ia tidak berhenti membaca, Rama lanjut ke halaman kedua. Hingga Anisya merebut kembali novel nya
“Yah, lagi serunya nih, kok kamu ambil lagi sih?!” ujar Rama.
“Kamu, sih! Orang sedang asik baca kok direbut,” gerutu Anisya
“Ya sudah, aku lanjut dengerin lagu saja, ah.” Jawab Rama.
Beberapa saat kemudian, Anisya pergi ke kamar mandi untuk kencing, sedangkan novel yang tadi ia baca ia tinggalkan begitu saja di atas meja. Rama yang mulai tertarik dengan novel tersebut langsung mengambil novel itu dan kemudian ia sembunyikan di laci meja nya.
Bel tanda masuk kelas berbunyi, dibarengi dengan kembalinya Anisya kedalam kelas dengan tergesa-gesa karena ia melihat guru mapel selanjutnya telah berjalan menuju kelasnya. Saking terburu-burunya dia, sampai-sampai dia tidak sadar bahwa novel yang tadi ia letakkan di atas meja telah hilang diambil Rama.
Hari itu, di rumah, Rama membaca novel itu dengan semangat dan penuh tawa. Namun Rama tidak dapat membaca habis novel tersebut selama satu hari saja. Di lain sisi, Anisya baru tersadar bahwa novelnya telah hilang pada malam harinya. Anisya menyadari ketika ia sedang menata kembali tasnya di rumah ketika sedang ingin belajar. Anisya terus mencoba mengingat-ingat kembali apa yang menyebabkan novelnya hilang, namun ia tidak bisa mengingatnya.
Keesokan harinya Rama membawa novel tersebut ke sekolah untuk dilanjutkan membacanya. Namun, Rama sadar, jika ia membaca novel tersebut di kelas, maka Anisya akan mengetahui bahwa Rama telah mengambil novel tersebut,. Maka, Rama pergi ke taman sekolah untuk membaca novel tersebut pada jam istirahat.
Pada hari itu, Anisya masih mencoba mencari-cari novel itu di kelas. Laci ke laci ia telusuri. Lemari kelaspun ia jelajahi. Namun novel itu tetap tak dapat ditemukan.
“di mana novelnya, ya? Bisa-bisa disuruh gantiin novelnya oleh perpustakaan nih kalau sampai pihak perpus tahu kalau novelnya hilang!” gumam Anisya.
Setelah empat hari novel dibawa oleh Rama, tanpa sengaja ia mengeluarkan novel itu di ruang kelas dan kebetulan Anisya sedang lewat.
“Lho, itu bukannya novel yang waktu itu aku baca, ya?” kata Anisya
“Apa? Novel ini? bukan, lah! Aku membeli nya di toko buku di Bekasi kemarin!” jawab Rama
“Ah! Masa’ sih? Mana coba aku lihat,”
“eeeh, gak usah, ngapain?”
“ya gak apa apa, mastiin aja! Mana!”
Setelah novel direbut Anisya, ia langsung mengetahui bahwa novel itu adalah novel yang ia pinjam di perpustakaan sekolah seminggu yang lalu.
“Kamu bohong ya! Ini tuh novel yang kupinjam dari perpus sekolah, nih buktinya ada barcode dari perpus sekolah!” seru Anisya sambil memperlihatkan barcode dari perpus di halaman paling akhir novel tersebut.
“Tahu gak, mencuri itu tidak baik?! Apalagi ini novel aku pinjam di perpus, bisa-bisa aku yang disuruh ganti novelnya kalau novel ini hilang!” ujar Anisya, ia sudah mulai terlihat marah.
“iya, deh, iya. Aku minta maaf ya, Nis,” ucap Rama.
“iya, aku maafin. Oh iya, kalau memang kamu suka sama novel ini, kamu bisa meminjamnya di perpus sekolah, di sana masih tersedia beberapa novel ini. Jadi, perpus tidak cuma menyediakan satu salin buku saja tiap judulnya, agar dapat dinikmati ratusan siswa di sekolah ini,” ujar Anisya.
“iya, aku akan meminjam di perpus nanti istirahat kedua, ah.” Kata Rama
“nah, gitu dong! Kalau gitu kan perpus terlihat ramai oleh pengunjung. Pesanku kepadamu, jangan mencuri lagi ya! Mencuri itu tidak baik! Selain mendapat dosa dari Tuhan, mencuri juga dapat membuat pencurinya malu saat ketahuan. Kamu malu, tidak?” ujar Anisya sembari tertawa terbahak-bahak.
Setelah kejadian itu, mereka berjabat tangan selagi Rama mengucapkan maaf kepada Anisya.
Rama pun rajin meminjam buku di perpustakaan beberapa hari kemudian, dan untuk seterusnya.